Patah tulang saat haji, menurut Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menjadi kasus kedua yang paling umum ditangani. Mengutip laman Kementerian Kesehatan, data 2019 menunjukkan bahwa kasus ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu, jemaah harus lebih waspada!
Menurut dr. Ali Setiawan, Sp.B, Direktur KKHI, penyebab patah tulang ini terutama karena dehidrasi, kelehahan, dan kondisi lingkungan. Kelemahan tenaga karena lelah berdiri, membuat jemaah akhirnya jatuh tersenggol atau terpeleset. Selain itu, faktor usia dan osteoporosis juga menjadi pemberat gejalanya.
Daftar Isi
Jemaah Rawan Patah Tulang saat Haji
Mayoritas jemaah haji dari Indonesia memiliki usia lanjut. Faktor usia ini juga memperparah kasus patah tulang saat haji. Umumnya, mereka sudah mengalami osteoporosis karena kandungan kalsium pada tulang yang sangat rendah. Karena hal tersebut, bahkan cedera ringan saja bisa berakibat patah.
Mengutip reportase Kementerian Kesehatan di Mekkah, dr. Faisal Lukman, Sp.B mengatakan jika trauma pasien terjadi karena jatuh dengan posisi tangan menumpu. Hampir 85% kasus terjadi di tangan kiri. Kejadiannya, karena pusing, penurunan kesadaran, hingga kehilangan keseimbangan.
Sayangnya, proses penyembuhan dan pemulihan kasus patah tulang membutuhkan waktu yang cukup lama, apalagi bagi seorang lansia. Meski demikian, jemaah yang sudah tertangani, baik yang memakai gips atau operasi, tetap masih bisa melakukan prosesi haji dengan kursi roda dan tongkat.
dr. Ali Setiawan, Sp.B sendiri berpesan kepada jemaah untuk mengukur kemampuan diri. Jangan sampai memaksakan diri untuk melakukan aktivitas lain secara berlebihan. Sementara itu, dr. Faisal Lukman, Sp.B menghimbau agar jemaah tidak memisahkan diri dari rombongan, ia juga menyarankan jemaah untuk mencegah osteoporosis dengan asupan kalsium.
Cara Menjaga Kesehatan saat Haji
Mengingat ibadah haji adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam yang memiliki kemampuan fisik dan dana yang memadai, menjaga kesehatan tubuh selama menjalankankannya menjadi hal yang sangat penting. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan saat melakukan prosesi ibadah haji?
1. Jaga Kebugaran
Sa’i dan tawaf, memakan jarak tempuh sekitar 10 kilometer jauhnya. Ibadah ini tentu memerlukan kebugaran jasmani yang prima. Sehingga, sebelum berangkat haji, sangat disarankan untuk berlatih meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh. Caranya, bisa dengan latihan aerobik ringan.
Latihan aerobik ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda, akan meningkatkan kekuatan otot, sendi, dan tulang. Daya tahan kardio juga meningkat lantaran tubuh dapat lebih efisien dalam memompa darah dan oksigen. Selain itu, latihan aerobik ringan dapat meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan.
2. Istirahat yang Cukup
Selain membutuhkan aktivitas fisik yang ekstra, ibadah haji juga membutuhkan stamina yang baik. Untuk itu, sangat penting untuk memberi tubuh cukup istirahat agar bisa cepat pulih dari rasa lelah. Tidur yang cukup tentunya baik untuk meregenerasi sel, memperkuat imunitas, dan menjaga mood.
3. Perhatikan Higienitas
Ibadah haji akan dihadiri oleh jutaan orang dari seluruh dunia, sehingga risiko penularan penyakit seperti flu, diare, dan infeksi lainnya meningkat. Menjaga kebersihan dan higienitas tentunya dapat membantu mencegah segala penularan penyakit ini, selain tentunya dapat menjaga kesehatan.
Terlebih, Mekkah dan Madinah adalah tempat suci bagi umat Islam. Menjaga kebersihan adalah cara yang baik untuk menghormati kesucian tempat-tempat ini. Rajinlah mencuci tangan, gunakan pakaian yang bersih, mandi secara teratur, jaga kebersihan hotel, dan jaga kebersihan makanan.
4. Vaksinasi dan Imunisasi Haji
Selain menjaga kebugaran fisik, istirahat yang cukup, dan memerhatikan kebersihan, vaksin menjadi cara tambahan untuk mencegah penularan penyakit. Pemerintah Indonesia sendiri mewajibkan tiga jenis vaksin untuk jemaah, yaitu vaksin meningitis, vaksin COVID-19, hingga vaksin influenza rutin.
5. Konsultasi dengan Dokter
Jika mempunyai riwayat penyakit atau sedang menderita penyakit tertentu, hampir wajib hukumnya untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter bisa memastikan apakah kondisi kesehatan cukup prima untuk beribadah haji atau tidak. Dalam kondisi sakit, dokter juga bisa memberikan saran medisnya.
6. Penuhi Nutrisi yang Seimbang
Ibadah haji membutuhkan energi yang tidak sedikit. Untuk itu, asupan nutrisi harus terpenuhi dan seimbang, meliputi karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Asupan air putih juga penting agar tubuh tetap terhidrasi. Sebaliknya, hindari gorengan yang tinggi lemak dan kalori.
7. Asupan Kalsium untuk Tulang
Kebugaran dan kesehatan sangat penting karena tak jarang akibat pusing, penurunan kesadaran, dan kehilangan keseimbangan, jemaah bisa terjatuh dan mengalami cedera tulang. Namun, yang tidak kalah penting adalah mencegah cedera itu sendiri langsung dari pusatnya dengan kalsium.
Maraknya kasus patah tulang saat haji, salah satunya karena lansia memiliki kandungan kalsium yang rendah dalam tulangnya. Cedera kecil saja bisa berpengaruh terhadap tulangnya. Untungnya, ada susu kambing yang mengandung kalsium lebih tinggi daripada susu sapi. Apa kelebihannya?
Selain tinggi kalsium yang bagus untuk tulang dan dapat membantu mencegah osteoporosis, susu kambing juga kaya akan vitamin dan mineral. Kelebihan lain yang tidak ada dalam susu lain adalah kemudahan cerna, sehingga cocok untuk lansia. Susu ini juga cocok untuk radang sendi dan nyeri karena memiliki sifat anti-inflamasi.