Masakan Indonesia identik dengan rasa asin dan gurih. Begitu pula saat momen Idul Adha, semua berlomba memasak daging kurban dengan garam dan bumbu yang tumpah ruah. Sayangnya, bagi penderita hipertensi, hal ini kurang disarankan. Kira-kira, apa ya pengganti garam yang lebih sehat?
Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, nutrisi pada daging kambing sebenarnya sangat baik bagi tubuh. Daging merah ini mempunyai protein dan zat besi yang melimpah. Dagingnya memberi banyak manfaat asalkan konsumsi dan pengolahannya tepat, termasuk dalam penggunaan garam.
Tertulis dalam data demografi RSUD Wonosari, hipertensi adalah keluhan paling umum saat Hari Raya Idul Adha tiba. Katanya daging kurban itu sehat? Lalu, mengapa timbul penyakit ini? Jawabannya adalah natrium. Tampaknya, masyarakat kita belum paham batas aman konsumsi garam harian.
Daftar Isi
Garam Tidak Buruk untuk Tubuh
Benar sekali, bukan berarti garam tidak baik bagi tubuh. Hipertensi bisa muncul lantaran asupannya melebihi batas aman. Sebaliknya, tubuh butuh akan garam dan kalium pada takaran yang seimbang untuk memompa cairan keluar dan masuk dari seluruh sel. Cukup menarik bukan?
Contohnya saja, saat kita makan terlalu banyak makanan asin, cairan yang berlebih akan mulai menumpuk pada aliran darah. Ginjal tidak kuasa untuk menyaringnya, sehingga cairan akan menetap di dalam darah dan membebani dindingnya. Seiring berjalannya waktu, membuat tekanan darah meningkat.
Batas Konsumsi Garam
Kementerian Kesehatan telah memberi batasan konsumsi garam dalam sehari, yaitu sekitar 2.400 miligram atau setara 1 sendok teh. Seharusnya jumlah tersebut cukup ya. Namun, perlu ditilik juga jika bumbu instan, kecap, saus, penyedap masakan, dan sejenisnya juga mengandung natrium.
Untuk itu, selain garam, kita juga perlu meminimalisir bahan-bahan tersebut. Melansir dari P2PTM Kementerian Kesehatan, dr. Peni Hartanto menyarankan kita untuk mengurangi makanan dengan tinggi natrium. Dengan cara pengolahan yang benar, yaitu membatasi garam dan bumbu instan.
Alternatif Pengganti Garam yang Aman
Daging adalah bahan makanan yang umum di Indonesia, tentu saja ada banyak kreasi masakan yang bisa dicoba. Di sisi lain, garam seakan sudah menjadi bumbu masakan wajib bagi masyarakat. Beberapa bahan alami berikut bisa dicoba sebagai pengganti garam untuk menciptakan rasa gurih!
1. Bubuk Lada Hitam
Suka kombinasi garam dan merica dalam masakan? Mungkin bubuk lada hitam adalah pengganti yang cocok dengan rasa tersebut. Lada hitam memiliki rasa pedas dan sedikit pahit, dapat memberi tambahan rasa gurih dalam masakan. Tentu saja cocok sebagai alternatif sehat pengganti garam.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa lada hitam mampu membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Senyawa piperin di dalamnya bisa meningkatkan aliran darah. Selain itu, lada hitam juga mampu melawan peradangan, baik untuk pencernaan, dan membantu metabolisme tubuh.
2. Bubuk Bawang Bombai
Selain sebagai sayuran, bawang bombai dalam bentuk bubuk juga menawarkan banyak manfaat. Bahan ini bisa digunakan sebagai penyedap rasa dan alternatif pengganti garam yang sehat. Bubuk bawang bombai memiliki rasa manis dan gurih yang unik, cocok untuk sup, saus, hingga tumisan.
Manfaat lain dari bawang bombai ialah, ia memiliki kandungan prebiotik, sejenis serat yang bagus untuk bakteri baik di dalam pencernaan. Bawang bombai memiliki vitamin C dan B6 yang tentunya cocok untuk membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi.
3. Parutan Kulit Lemon
Lemon walau buahnya memiliki rasa yang asam, kulitnya justru terasa sedikit mirip jeruk manis dengan konsentrasi rendah. Lapisan terluar lemon ini mengandung minyak alami yang beraroma. Bahan ini memiliki rasa segar yang unik, kandungan vitamin C di dalamnya juga baik untuk tubuh.
4. Rempah-rempah
Jauh sebelum garam populer, masyarakat kita telah banyak memanfaatkan rempah-rempah lokal untuk memasak. Rempah-rempah ini mampu menciptakan rasa yang unik dalam masakan. Contohnya kunyit, kencur, cengkih, jintan, jahe, dan lainnya. Selain nikmat, rempah ini tentunya juga sehat.
Lawan Natrium dengan Kalium
Asupan kalium penting untuk mengontrol tekanan darah tinggi akibat natrium berlebih. Mengutip dari American Heart Association, seseorang jika tekanan darahnya lebih dari 120/80 mmHg sangat dianjurkan untuk menambah asupan kalium. Takarannya berapa? Sekitar 2.600-3.400 miligram saja.
Kalium akan bekerja sebagai penyeimbang efek natrium. Zat ini akan membantu merilis natrium dan air berlebih melalui urine. Selain itu, kalium juga mampu meringankan ketegangan pada aliran darah, membuatnya lebih longgar sehingga resistensi dan tekanan darah berangsur berkurang.
Susu kambing adalah sumber kalium yang baik, terlebih susunya lebih mudah dicerna karena rendah laktosa dan molekul proteinnya lebih kecil. Dalam segelas susu kambing, terdapat sekitar 325 miligram kalium. Jumlah tersebut adalah 8% AKG bagi orang dewasa. Tertarik mencobanya?