Penting namun sering diabaikan, konsumsi gula dalam batas yang normal perlu ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dibilang, gula adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari asupan makanan harian. Sebagai contoh, ketika sarapan, beberapa orang cenderung akan menyiapkan minuman manis dengan gula tambahan sebagai pendamping, entah itu susu, teh, atau kopi.
Pada dasarnya, gula adalah energi dan tubuh memang membutuhkannya. Sebagai sediaan yang larut, gula memang mudah diserap oleh tubuh. Namun, perlu dipertimbangkan juga bahwa kebanyakan orang mengonsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan. Bukan sepele, jika dilakukan terus-menerus, hal itu akan berkontribusi pada penyakit seperti obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.
Dengan mengadopsi pola asupan gula yang seimbang, kita dapat mengambil manfaat kesehatan yang disediakan oleh gula dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit yang menyertainya saat dikonsumsi berlebihan. Ya, gula tidak jelek, konsumsi berlebihan yang membuatnya jelek untuk kesehatan. Lalu, sebenarnya berapa takaran yang tepat dalam mengonsumsi gula setiap harinya?
Daftar Isi
Takaran Gula yang Tepat
Dikutip dari Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi gula tidak lebih dari 10% kebutuhan total energi. Jika ditakar, jumlah tersebut setara dengan 4 sendok makan atau sekitar 50 gram. Aturan tersebut adalah ukuran seimbang untuk setiap orang dalam sehari.
Namun, yang perlu diperhatikan, takaran gula setiap orang bisa saja berbeda. Pengukurannya tergantung berbagai faktor, bisa saja karena faktor total kalori harian yang dikonsumsi, aktivitas apa saja yang dilakukan, sampai umur dan jenis kelamin. Lalu, sebenarnya berapa takaran dan dosis yang tepat?
1. Batas Konsumsi Gula Wanita
Dikutip dari American Health Association (AHA), mereka menyarankan untuk wanita agar mengonsumsi gula tambahan tidak lebih dari 100 kalori setiap harinya. Jika ditakar, jumlah tersebut setara dengan 2 sendok makan atau sekitar 25 gram.
Mungkin, memiliki body goals adalah sebuah impian tersendiri. Konsumsi gula tambahan secara berlebih, selain dapat meningkatkan berat badan hingga risiko obesitas, ternyata juga turut berkontribusi dalam kerusakan kulit, seperti memperparah jerawat, penuaan dini, hingga memicu peradangan seperti eksim dan psoriasis.
2. Batas Konsumsi Gula Pria
Berbeda dengan wanita, konsumsi gula untuk laki-laki ternyata sedikit lebih tinggi. Masih menurut American Health Association (AHA), mereka menyebutkan bahwa gula tambahan yang sebaiknya dikonsumsi pria tidak lebih dari 150 kalori. Jika ditakar, jumlahnya setara dengan 36 gram.
Konsumsi gula berlebihan pada pria, dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti kanker prostat, obesitas, tubuh cepat lemas, peningkatan hormon stres, hingga penurunan produksi hormon testosteron penyebab disfungsi ereksi.
3. Batas Konsumsi Gula Anak
Masa kanak-kanak adalah usia yang paling suka mengonsumsi aneka makanan dan minuman manis. Dari sumber yang sama, takaran yang tepat untuk gula tambahan anak adalah tidak lebih dari 25 gram, sama seperti jumlah yang disarankan untuk wanita. Sementara pada anak dibawah 2 tahun, sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sama sekali.
Saking sukanya anak-anak dengan makanan manis, tak heran jika sering dijumpai gigi yang bolong. Selain gigi bolong, risiko obesitas, darah tinggi, hingga diabetes juga menghantui. Konsumsi terlalu banyak gula tambahan, akan mengurangi ruang dalam perut anak yang harusnya bisa diisi dengan asupan bernutrisi seperti sayur, buah, hingga susu.
Sebagai perhatian juga, banyak ibu sering memberikan asupan susu kental manis kepada anak. Padahal, kental manis kurang cocok untuk anak, kental manis bukan pengganti susu. Sering dianggap susu, setengah kandungan dalam kental manis ternyata adalah gula. Alih-alih sebagai asupan nutrisi, kental manis adalah bahan yang harusnya dipakai untuk campuran makanan, seperti martabak atau roti.
Susu Kambing Merapi Cocok untuk Semua
Setelah menyadari konsekuensi yang timbul dari konsumsi gula berlebihan, tentu saja kita ingin lebih memperhatikan dan mengontrol asupan gula tambahan mulai dari sekarang ya. Kesadaran tentang bahaya yang terkait dengan gula bisa menjadi motivasi kuat untuk mengubah kebiasaan dan pola makan sehari-hari.
Contohnya, ketika memilih produk susu, harus dicek juga seberapa banyak kandungan gula tambahan yang ada. Apakah tinggi atau rendah. Bicara soal susu bernutrisi dengan gula yang tidak banyak, Susu Kambing Merapi adalah pilihan yang sangat aman dikonsumsi, baik oleh anak-anak hingga lansia.
Susu kambing sendiri memiliki berbagai kelebihan, baik dari sisi pencernaannya yang lebih mudah, hingga kandungan nutrisinya yang cenderung lebih tinggi. Tidak hanya itu, susu kambing juga terkenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti melawan peradangan, asma, menyehatkan kulit, menormalkan metabolisme, dan lainnya. Susu Kambing Merapi bisa dibeli di toko online Herbal Indo Utama.