Tugas mulia setiap orang tua adalah memastikan asupan nutrisi yang memadai bagi anak. Dengan nutrisi yang optimal, anak mampu tumbuh secara maksimal. Seiring pertambahan umurnya, variasi makanan yang bisa dicerna oleh anak juga semakin banyak. Pada saat itu juga, ASI akan digantikan dengan asupan susu hewani.
Memahami berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh anak untuk mencerna sebuah jenis susu bisa memastikan nutrisi yang tepat dan mengurangi risiko masalah pencernaan. Anak-anak tentu saja memiliki sistem pencernaan yang masih berkembang dan sensitif. Proses pencernaan susu pada anak melibatkan enzim dan organ yang belum sempurna. Hal itu tentu menjadi perhatian tersendiri.
Faktor Kemudahan Cerna Susu
1. Laktosa
Semua susu hewani, baik susu kambing atau susu sapi memiliki kandungan laktosa, sebuah zat gula alami yang memerlukan enzim laktase untuk dicerna. Enzim laktase di dalam usus kecil akan mengurai laktosa menjadi jenis gula yang lebih sederhana, yang kemudian bisa diserap dengan baik oleh tubuh anak.
Sayangnya, setiap anak memiliki jumlah enzim laktase yang berbeda-beda. Semakin banyak enzim laktase yang dipunyai, akan semakin banyak pula laktosa yang bisa dicerna oleh tubuh. Namun, saat enzim laktase tidak cukup, laktosa akan berubah menjadi gas. Lalu, tubuh anak akan mengeluarkan reaksi alergi dan intoleransi, seperti mual, muntah, hingga diare.
Dalam hal ini, susu kambing dinilai lebih bisa ditoleransi dibanding susu sapi. Susu kambing memiliki besaran laktosa yang jauh lebih rendah daripada susu sapi. Berbeda dengan alergi, anak yang memiliki intoleransi laktosa tetap bisa meminum susu, namun kadarnya harus disesuaikan dengan kekuatan enzim laktase. Untuk itu, susu kambing bisa menjadi solusi.
2. Protein
Ada dua kelompok protein utama di dalam susu hewani, yaitu whey dan kasein. Baik whey dan kasein, keduanya terdiri dari mikro-protein yang lebih kecil dan beragam. Protein whey akan dengan mudah larut dalam air, sementara kasein akan membentuk gumpalan atau struktur kecil terlebih dahulu untuk bisa larut.
Lingkungan asam pada lambung akan membantu pemecahan kedua protein tersebut. Selama dicerna, whey tetap berbentuk cair, sementara kasein akan menggumpal menjadi dadih. Struktur mikro-protein seperti alfa-S1 dan ukuran molekul protein kasein akan berkontribusi banyak pada kualitas dadih yang dibentuk.
Jumlah alfa-S1 kasein yang lebih tinggi di dalam susu sapi, bersamaan dengan ukuran molekulnya yang lebih kecil akan menghasilkan dadih yang lebih besar dan lebih kaku. Sementara kombinasi alfa-S1 yang lebih sedikit dan ukuran molekul yang lebih besar pada susu kambing, menghasilkan dadih yang lebih mudah dicerna, karena lebih kecil, lembut, dan halus.
Lama Waktu Cerna Susu
Susu kambing sering dianggap sebagai alternatif yang cocok bagi anak yang kesulitan mencerna susu sapi, entah itu intoleransi laktosa atau alergi. Gumpalan lemak susu kambing yang lebih kecil membuatnya lebih mudah dicerna. Hal ini dinilai bisa mengurangi ketegangan pada sistem pencernaan anak yang sedang berkembang.
Selain itu, susu kambing mengandung protein A2 yang lebih mudah dicerna, mampu mengurangi kemungkinan reaksi alergi atau rasa tidak nyaman pada perut beberapa anak. Susu kambing yang lebih lembut juga berpotensi mengurangi risiko kolik, gas, atau masalah pencernaan lainnya yang kadang muncul saat meminum susu sapi.
Karena beberapa faktor kemudahan cerna susu kambing tersebut, tidak heran jika pencernaan anak hanya butuh waktu 20 menit untuk bisa mencernanya. Waktu ini jauh lebih cepat dibandingkan susu sapi yang memerlukan sekitar 2-3 jam untuk mencernanya secara sempurna. Tentu, susu kambing lebih ramah untuk pencernaan anak.
Penutup
Memilih susu yang tepat untuk anak sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan kesehatannya. Orang tua tentunya sangat sedih ketika melihat anaknya menderita gejala sakit perut dan rasa tidak nyaman karena pencernaannya sangat sensitif terhadap susu. Mungkin saja, Susu Kambing Merapi bisa menjadi solusi dan alternatif susu yang lebih ramah pencernaan.