Salah satu dampak kesehatan yang paling sering disorot akibat merokok adalah penyakit paru-paru. Namun, tahukah kalian bahwa kebiasaan menghisap rokok juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk penyakit yang berkaitan dengan asam lambung.
Bagi sebagian orang, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) tentu bukanlah penyakit yang asing. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang hubungan antara rokok dengan asam lambung, serta alasan di balik kaitannya.
Daftar Isi
Mengenal Apa itu Penyakit GERD
GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada atau ulu hati, kondisi ini sering kali kita kenal dengan sebutan heartburn. Hal ini bukanlah masalah asam lambung biasa, tak jarang gejala yang muncul memicu rasa yang cukup sakit.
Secara umum, GERD terjadi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter atau LES) yang berfungsi mengatur masuknya makanan ke lambung, tidak berfungsi secara optimal. Hal ini bisa terjadi karena banyak sebab, salah satunya rokok yang akan kita bahas.
Dalam keadaan normal, LES akan rileks saat menelan dan kembali menutup untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Namun, ketika LES melemah, asam lambung dapat mengiritasi kerongkongan, memicu peradangan, dan bahkan komplikasi serius jika kita biarkan tanpa penanganan.
Mengapa Rokok Menyebabkan Asam Lambung Naik?
Kegiatan merokok menimbulkan dampak yang sangat banyak bagi tubuh, tak terkecuali saluran pencernaan. Ada beberapa alasan mengapa kebiasaan merokok bisa memicu GERD. Faktanya, rokok memang sangat berpotensi melemahkan beberapa fungsi pencernaan, seperti berikut.
1. Melemahkan LES
Nikotin dalam rokok memiliki efek relaksasi pada otot polos tubuh, termasuk LES atau esofagus bawah. Ketika LES menjadi terlalu rileks, ia kehilangan kemampuannya untuk menutup rapat, sehingga asam lambung dapat dengan mudah naik ke kerongkongan.
Naiknya asam lambung juga akan semakin memperparah iritasi lapisan dalam kerongkongan. Asam lambung bersifat sangat asam, jika tidak tertangani terus-menerus, bisa-bisa menyebabkan kerusakan pada lapisan kerongkongan dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang lebih serius.
2. Menurunkan Produksi Air Liur
Produksi air liur pada perokok biasanya lebih sedikit daripada mereka yang tidak merokok. Padahal, menurut laman Hello Sehat, air liur berperan penting dalam menetralkan asam lambung melalui kandungan bikarbonatnya.
Ketika air liur berkurang, kemampuan tubuh untuk melawan efek asam lambung yang naik ke kerongkongan juga menurun, membuat perokok lebih rentan terhadap GERD. Padahal, bikarbonat di dalam air liur, memiliki fungsi bak netralisir bagi asam, sehingga akan mengurangi sedikit efeknya.
3. Merangsang Produksi Asam
Selain melemahkan LES dan menurunkan produksi air liur, rokok juga bisa menyebabkan asam lambung dengan meningkatkan produksi asam itu sendiri. Nikotin dalam rokok dapat merangsang sel-sel parietal di lambung untuk memproduksi asam lambung dalam jumlah yang lebih banyak.
Asam lambung ini berfungsi untuk membantu mencerna makanan, tetapi dengan produksinya yang berlebihan justru bisa menjadi masalah. Terlebih, dengan melemahnya otot LES dan sedikitnya netralisir dari liur, akan semakin mendukung timbulnya GERD.
4. Merusak Lapisan Esofagus
Selain melemahkan otot-otot yang mengontrol katup bawah kerongkongan, rokok juga merusak lapisan lendir pelindung yang sangat penting untuk menjaga kerongkongan dari iritasi. Lendir ini bersifat basa dan bisa menetralkan asam lambung yang mungkin saja naik ke kerongkongan sewaktu-waktu.
5. Gangguan Mukosa Lambung
Nikotin juga mengurangi aliran darah ke mukosa lambung, yang penting untuk memperbaiki kerusakan sel akibat paparan asam. Tanpa aliran darah yang memadai, lambung lebih rentan terhadap iritasi dan kerusakan permanen.
Tips untuk Penderita GERD yang Masih Merokok
Adanya hubungan antara rokok dan GERD adalah faktor yang perlu diperhatikan oleh penderita. Berhenti merokok adalah langkah paling efektif untuk mencegah GERD. Selain juga dengan mengatur pola makan, seperti menghindari makanan pedas, berminyak, dan juga asam.
Langkah tambahan yang dapat dilakukan adalah tidur dengan posisi kepala lebih tinggi untuk mencegah asam lambung naik saat tidur. Selain itu, jika gejalanya tak kunjung reda, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Penderita GERD, sebaiknya memperkaya pola makan dengan asupan yang bersifat basa. Salah satunya susu kambing, ia mengandung sebuah asam amino yang bersifat alkali. Sifat alkali susu kambing ini bisa membantu menormalkan pH tubuh, menetralisir asam lambung, dan meredakan gejala maag dan heartburn.