Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang sering menyerang banyak orang, baik anak-anak maupun dewasa. Diare biasanya ditandai dengan buang air besar yang cair dan lembek lebih dari tiga kali sehari. Namun, benarkah tidak boleh minum susu saat mengalami diare?
Penyebab diare bisa bermacam-macam, seperti alergi makanan dan minuman, keracunan, atau gangguan pencernaan. Menurut laman Kementerian Kesehatan, diare adalah kondisi buang air besar lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa lendir atau darah.
Daftar Isi
Kenapa Kita Tidak Boleh Minum Susu saat Diare?
Saat diare, apa yang kita makan sangat memengaruhi proses penyembuhan. Makanan tertentu bisa mempercepat pemulihan, sementara yang lain justru bisa memperburuk kondisinya. Tidak lain dengan susu, asupan ini perlu perhatian khusus jika kita sedang menderita diare.
Ketika diare, tubuh kita mungkin akan kesulitan mencerna susu, meskipun sebetulnya tidak memiliki alergi susu atau intoleransi laktosa. Hal ini karena saat diare, tubuh akan kehilangan sebagian besar enzim laktasenya. Padahal, laktosa di dalam susu memerlukan enzim laktase untuk bisa kita cerna.
Susu mengandung laktosa, yaitu gula yang dicerna oleh enzim bernama laktase. Saat diare, jumlah laktase dalam usus menurun, sehingga tubuh tidak bisa mencerna laktosa dengan baik. Akibatnya, kita bisa merasa lebih kembung, mual, dan diare menjadi semakin parah.
Menurut para ahli kesehatan, sebaiknya hindari produk susu selama 3-4 hari setelah diare berhenti. Hal ini bisa memberi waktu bagi tubuh untuk memproduksi enzim laktase kembali. Susu yang perlu kita hindari saat diare bukan hanya susu minuman saja, melainkan juga produk turunannya.
- Susu sapi, kambing, atau kerbau.
- Keju, terlebih keju lunak.
- Es krim.
- Mentega dan krim.
- Susu hewani bubuk.
Baru 3-4 hari pasca sembuh dari diare, kita bisa kembali menikmati dan mengambil manfaat dari segelas Susu Kambing Merapi. Diare juga bisa membuat probiotik di dalam sistem pencernaan terbuang, asupan susu kambing bisa mengembalikannya berkat kandungan prebiotik di dalamnya.
Nah, probiotik ini bisa membantu memulihkan keseimbangan bakteri di dalam usus setelah diare. Bakteri baik ini akan membantu menghambat pertumbuhan bakteri jahat dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, sekaligus mencegah diare yang berulang. Tertarik meminumnya?
Makanan Lain yang Perlu Kita Hindari saat Diare
Selain tidak boleh meminum susu saat diare, ada beberapa jenis makanan lain yang sama jeleknya untuk kita konsumsi pada waktu tersebut. Melansir dari laman Everyday Health, berikut ini adalah makanan yang perlu kita hindari saat menderita diare.
1. Makanan Berminyak
Makanan yang digoreng dan berminyak umumnya sulit untuk dicerna oleh tubuh, terutama saat kondisi pencernaan sedang tidak baik seperti diare. Lemak dalam makanan ini dapat memperlambat waktu pengosongan lambung dan memperparah diare.
Selain itu, minyak goreng yang digunakan berulang kali dapat mengandung senyawa berbahaya yang dapat iritasi pada saluran pencernaan. Saat diare, sebaiknya konsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak terlalu merangsang saluran pencernaan.
2. Pemanis Buatan
Gula buatan ini dikenal sebagai Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides and Polyols. Tubuh kita kesulitan mencerna FODMAP, sehingga ketika kita mengonsumsinya, FODMAP akan menarik air ke dalam usus besar.
Akibatnya, produksi gas meningkat dan dapat menyebabkan diare, kembung, dan ketidaknyamanan perut lainnya. Sorbitol dan sukralosa adalah gula buatan yang lazim ada dalam makanan berupa permen, minuman diet, dan permen karet tanpa gula yang harus kita hindari saat diare.
3. Makanan Berserat Tinggi
Makanan berserat, seperti kacang-kacangan, brokoli, dan kembang kol bisa membuat perut lebih kembung dan memperburuk kondisi diare. Makanan-makanan ini kaya akan serat, terutama serat yang tidak larut. Serat ini sulit dicerna oleh tubuh dan dapat menyebabkan gas berlebih di dalam usus.
Saat diare, sistem pencernaan sudah dalam kondisi sensitif, sehingga tambahan gas dari serat ini dapat memperparah kembung dan diare. Jika ingin tetap mengonsumsi sayuran, pilih jenis sayuran berdaun hijau yang memiliki tekstur lembut, masaklah hingga empuk.
4. Makanan Kemarin
Makanan basi mengandung bakteri jahat dalam jumlah yang tinggi. Ketika dikonsumsi, bakteri ini dapat memperparah kondisi diare dan menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Jenis makanan ini bisa meliputi daging mentah, ikan mentah, hingga sisa makanan.
Daging dan ikan mentah sering kali mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella dan Listeria yang dapat menyebabkan diare parah. Begitu juga dengan telur mentah, juga dapat mengandung bakteri Salmonella. Selain itu, hindari makanan yang sudah didinginkan terlalu lama.
Makanan yang Aman Kita Konsumsi saat Diare
Susu dan beberapa jenis makanan di atas bukanlah pilihan yang baik saat diare. Makanan yang aman dikonsumsi saat diare, umumnya adalah makanan lembut dan mudah tercerna di dalam sistem pencernaan. Ada banyak pilihannya, salah satunya pada pola makan BRAT.
Jenis-jenis makanan dalam pola makan BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast) tidak membebani pencernaan dan membantu mengurangi diare. Pola makan ini terdiri dari asupan cairan, nasi putih, pisang, saus apel, hingga roti tawar panggang.
Kita juga bisa menambahkan variasi, seperti pisang di atas roti tawar. Selain itu, makanan lain yang aman meliputi sereal, kentang rebus, hingga jus apel tanpa gula buatan dan gula tambahan. Kita bisa mendapatkan asupan cairan dari air putih, kaldu, air kelapa, hingga teh tanpa kafein.