Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Namun, kutipan tersebut sepertinya tidak berlaku bagi rokok. Merokok memang sangat berbahaya, bukti penelitiannya sangat jelas dan sulit untuk diabaikan. Kandungan kimiawi dalam rokok begitu adiktif, sekali saja kebiasaan ini dimulai, maka bisa menjadi kegiatan yang paling sulit dihentikan.
Sudah menjadi kepercayaan umum yang dipegang oleh perokok bahwa merokok sebungkus dalam sehari itu buruk bagi kesehatan. Karena itu juga, kebanyakan perokok mencari alternatif lain dengan mengurangi jumlahnya dalam sehari. Mereka berasumsi, dengan menguranginya, berarti sudah melakukan satu langkah positif bagi kesehatan. Namun, apakah benar?
Rokok Penyebab Kematian Dini
Tembakau adalah satu-satunya obat legal yang bisa membunuh banyak penggunanya ketika digunakan sesuai petunjuk yang ditulis produsennya, begitulah pernyataan yang ditulis oleh World Health Organization seperti dilansir dari laman resminya.
WHO memperkirakan ada lebih dari 7 juta kematian setiap tahunnya yang disebabkan oleh rokok. Angka ini juga mencakup 890 ribu kematian perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok. Di Amerika, rokok adalah penyebab kematian dini paling besar. Menurut American Heart Association, rokok mengurangi toleransi aktivitas fisik dan meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal.
Merokok bisa meningkatkan risiko timbulnya berbagai masalah kesehatan, termasuk aterosklerosis, kondisi yang menyebabkan timbunan lemak di dalam arteri. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung koroner. Akibatnya, risiko penyakit pada perokok dinilai dua kali lebih tinggi.
Batas Aman dalam Merokok
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal National Care Institute, batas aman dalam merokok itu tidak ada. Orang yang merokok, meski hanya satu batang setiap harinya tetap memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok sama sekali. Penelitian ini didukung oleh data observasi dari The BMJ.
Dilansir dari The BMJ, peneliti mulai mengamati data dari 141 penelitian sebelumnya yang telah melibatkan jutaan partisipan. Peneliti berharap agar bisa melihat penurunan risiko penyakit yang signifikan pada perokok yang hanya menghabiskan satu batang setiap harinya. Namun sayang, dibanding perokok yang menghabiskan satu bungkus setiap hari, risiko bahaya yang ditimbulkan tidak banyak berkurang.
Buktinya, seorang perokok pria yang menghabiskan hanya satu batang rokok tetap memiliki risiko penyakit jantung dan stroke 46% lebih besar daripada seseorang yang tidak merokok. Sementara pada wanita, sebatang rokok juga membuat risiko jantung dan stroke 31% lebih besar.
Data tersebut sangat jelas. Dengan mengurangi jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, ternyata tidak banyak membantu dan berefek pada kesehatan tubuh. Pengurangan jumlah rokok ini juga tidak bisa mengurangi risiko bahayanya untuk jantung.
Penelitian ini cukup relevan. Penyakit jantung adalah penyebab 50% kematian yang diakibatkan oleh merokok. Dari penelitian ini bisa kita simpulkan, mengurangi rokok saja tidak cukup. Lebih baik berhenti secara total. Rokok adalah sesuatu yang membuat kecanduan, mungkin akan sulit pada awalnya. Untuk itu, coba konsultasikan dengan dokter.