Saat usia lanjut tiba, tubuh mengalami perubahan yang signifikan. Lambat laun, tingkat metabolisme menurun, massa otot berkurang, dan proses penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi kurang efisien. Selain itu, aktivitas fisik yang berkurang dan penurunan nafsu makan juga dapat memengaruhi asupan nutrisi sehari-hari. Oleh karena itu, menyusun menu makan yang tepat untuk lansia menjadi kunci penting.
Menu yang tepat dapat membantu mempertahankan keseimbangan nutrisi, mengurangi risiko penyakit kronis, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan mengutamakan menu makan yang sehat dan bervariasi, kita dapat membantu lansia menikmati kehidupan penuh vitalitas, kesehatan, dan kebahagiaan di masa tua mereka.
Daftar Isi
Penyebab Lansia Tidak Doyan Makan
1. Nafsu Makan Kurang
Jika kita amati, sering kita temukan bahwa nafsu makan lansia cenderung berkurang karena proses penuaan alami yang terjadi pada tubuh. Seiring bertambahnya usia, tubuh lansia cenderung mengalami penurunan massa otot yang berdampak pada pengurangan kebutuhan kalori. Sebagai respons alami, tubuh akan mengurangi rasa lapar, sehingga makanan tidak lagi menjadi hal yang menarik.
Meski ini adalah sesuatu yang normal, nutrisi tetap sangat penting bagi kesehatan lansia. Kekurangan asupan makanan dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kualitas hidup mereka. Hormon yang biasanya memicu rasa lapar juga akan berkurang seiring waktu, sehingga untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup bagi lansia semakin kompleks.
2. Fungsi Indera Menurun
Saat memasuki tahap penuaan, tubuh mengalami berbagai perubahan yang dapat mempengaruhi cara organ berfungsi. Salah satunya adalah indera penciuman dan indera pengecap. Kedua indera ini memiliki peran krusial dalam merasakan dan menikmati makanan. Namun, karena proses penuaan, indera penciuman dan pengecap cenderung mengalami penurunan sensitivitas.
Penurunan sensitivitas indera penciuman menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mendeteksi aroma makanan. Padahal, aroma makanan berperan penting dalam merangsang selera makan dan membuat makanan terasa lebih menggugah selera. Tanpa aroma yang menarik, makanan mungkin terasa hambar atau kurang menarik bagi lansia.
Selain itu, penurunan sensitivitas indera pengecap juga dapat mengurangi kenikmatan saat menyantap makanan. Rasa makanan yang biasanya nikmat dan bervariasi, bisa menjadi kurang jelas atau bahkan hilang sepenuhnya. Akibatnya, lansia mungkin kehilangan minat dalam mencoba berbagai hidangan.
3. Pencernaan Bermasalah
Proses penuaan dapat mempengaruhi organ pencernaan lansia, menyebabkan gangguan dalam proses pencernaan makanan. Usus cenderung menjadi kurang efisien dalam menyerap nutrisi dari makanan. Selain itu, proses pencernaan makanan juga mengalami perlambatan pada lansia, yang dapat mempengaruhi kenyamanan saat makan.
Lambung lansia juga mengalami perubahan. Lambung membutuhkan waktu lebih lama untuk mengosongkan isinya. Akibatnya, masalah seperti asam lambung, sensasi dada terbakar, dan gas di perut dapat sering terjadi. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat makan dan mengurangi minat mereka dalam mengonsumsi makanan.
4. Kesehatan Mental Menurun
Gangguan kemandirian yang terjadi pada masa tua juga bisa memengaruhi kemampuan lansia dalam mengonsumsi makanan secara rutin dan sehat. Kemampuan berpikir yang menurun, seperti halnya pada kasus demensia, dapat menghalangi lansia dalam melakukan kegiatan, misalnya saat belanja atau memasak. Keterbatasan ini dapat menyebabkan mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.
Nutrisi Makanan yang Baik untuk Lansia
Pada dasarnya, semua rentang umur membutuhkan nutrisi dari makanan. Namun, lansia butuh nutrisi dalam takaran dan kadar yang berbeda. Lansia memiliki perubahan fisiologis yang berbeda yang memengaruhi kebutuhan nutrisi mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui prioritas apa yang harus diperhatikan.
1. Mengandung Karbohidrat
Konsumsi makanan dengan sumber karbohidrat menjadi faktor penting dalam menyediakan energi bagi lansia agar tetap aktif dan bergerak. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, dan memilih berbagai jenis makanan yang mengandung karbohidrat akan membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat mereka.
Porsi makanan pokok untuk lansia berkisar antara 150-300 gram. Itu dibagi menjadi tiga bagian untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Dengan cara ini, lansia dapat mengonsumsi sekitar 100 gram karbohidrat dalam setiap porsinya, yang merupakan jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi mereka sehari-hari.
2. Mengandung Serat dan Vitamin
Serat dan vitamin memainkan peran krusial pada kesehatan pencernaan. Konsumsi buah dan sayuran adalah pilihan yang baik untuk mencari nutrisi ini. Namun, utamakan buah dan sayur yang memiliki tekstur lembut agar mudah dikunyah dan ditelan.
Lima porsi buah dan sayur setiap hari dapat memastikan asupan serat dan vitamin yang mencukupi. Sebagai acuan, sekitar 150-250 gram buah dan 200-350 gram sayur dapat dijadikan takaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
3. Mengandung Protein dan Mineral
Konsumsi sumber protein yang cukup membantu menjaga kekuatan dan massa otot lansia, yang dapat membantu mereka tetap aktif. Beragam jenis mineral, seperti kalsium dan magnesium, juga penting untuk menjaga kesehatan otot. Selain itu, kalsium berperan dalam menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang pada lansia.
4. Sedikit Gula, Garam, dan Minyak
Sangat penting untuk memerhatikan jumlah minyak, gula, dan garam ketika menyiapkan makanan untuk lansia. Kebanyakan dari mereka memiliki potensi masalah kesehatan seperti diabetes atau hipertensi, sehingga penentuan asupan tersebut menjadi sangat krusial.
Maksimal takaran untuk minyak adalah 5 sendok teh, gula sebanyak 4 sendok makan, dan garam sebanyak 1 sendok teh dalam sehari. Jumlah ini sudah dihitung untuk meminimalkan dampak buruk pada kesehatan mereka.
Menghidangkan Makanan untuk Lansia
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih hidangan yang cocok untuk lansia. Tentunya, hidangan harus disesuaikan dengan nutrisi yang seimbang. Setidaknya, faktor berikut ini bisa menjadi acuan dalam menentukannya.
- Makanan yang bervariasi dari berbagai kelompok.
- Sesuaikan budget untuk setiap masing-masing kebutuhan nutrisi.
- Utamakan makanan yang sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan.
- Gunakan cara masak dan bumbu yang aman agar tidak mengganggu kesehatan.
- Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh berlebih.
- Pasok asupan serat agar pencernaan bekerja lebih baik.
- Kurangi gula, garam, dan minyak.
Dilansir dari situs resmi Provinsi Jawa Timur, berikut adalah contoh menu ideal untuk lansia yang bisa diterapkan di rumah.
Waktu Makan | Pria (2200 kkal) | Wanita (1850 kkal) |
---|---|---|
Pagi | 1 ½ gelas nasi/pengganti | 1 gelas nasi/pengganti |
1 butir telur (Telur Mata Sapi) | 1 butir telur | |
100 gram sayuran (Cah Kangkung) | 100 gram sayuran | |
1 gelas susu | 1 gelas susu | |
Pukul 10:00 | Snack/buah | Snack/buah |
Siang | 1 ½ gelas nasi | 1 gelas nasi |
50 gram daging/ikan (Pepes Ikan) | 50 gram daging/ikan | |
25 gram tempe/kacang-kacangan | 25 gram tempe/kacang-kacangan | |
150 gram sayuran (Sayur Asam) | 150 gram sayuran | |
1 potong buah (Semangka) | 1 potong buah | |
Pukul 17:00 | Snack/buah (Bubur Kacang Hijau) | Snack/buah |
Malam | 1 ½ gelas nasi | 1 gelas nasi |
50 gram daging/ikan (Bakso Daging) | 50 gram daging/ikan | |
50 gram tahu | 50 gram tahu | |
150 gram sayuran (Sup Sayur) | 150 gram sayuran | |
1 potong buah (Pisang) | 1 potong buah |
Penuhi Nutrisi dengan Susu Kambing Merapi
Untuk memenuhi gizi dan nutrisi lansia, susu kambing sangat cocok untuk diikutsertakan. Susu kambing mengandung nutrisi yang lebih kaya dan lebih banyak, seperti protein, kalsium, fosfor, vitamin B kompleks, serta banyak mineral lainnya yang penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegahnya dari pengeroposan. Susu kambing juga menyediakan asam lemak esensial yang bagus untuk fungsi saraf dan otak lansia.
Terlebih, molekul susu kambing lebih kecil, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap nutrisinya oleh pencernaan lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi. Karena itu juga, molekul protein yang unik pada susu kambing berpotensi tidak menyebabkan alergi. Susu kambing mengandung gula laktosa yang lebih rendah dari susu sapi, sehingga menjadi alternatif yang baik. Manfaat tersebut, bisa diambil melalui sajian bubuk Susu Kambing Merapi dari Herbal Indo Utama.