Ibu menyusui mana yang tidak senang jika produksi ASI melimpah. Selain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, pemberian ASI adalah cara seorang ibu membentuk ikatan emosional dengan si buah hati. Adakalanya produksi ASI tiba-tiba berkurang. Saat itu terjadi, tentu seorang ibu menjadi resah, apalagi tanpa tahu apa sebabnya.
Seorang ahli gizi bernama Gizi Nadiyah S.Gz, M.Si mengatakan bahwa dalam ilmu laktasi, ada istilah yang sering disebut sebagai laktagog, yaitu hal yang dipercaya dapat memperlancar ASI. Menurut beliau, setiap ibu punya karakter, latar belakang, dan selera yang berbeda. Itu cukup mempengaruhi persepsi terhadap suatu laktagog.
Mengingat ASI adalah makanan utama dan paling penting bagi bayi, seorang ibu harus mengetahui apa saja penyebab ASI berkurang. Selain sebagai jalan untuk menghindarinya, tentu akan menjadi solusi dan menghilangkan keresahan seorang ibu mengenai ASI. Tentu, kondisi yang dialami setiap ibu mengenai berkurangnya produksi ASI tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa penyebab yang harus dicatat dan dihindari.
Daftar Isi
Penyebab Produksi ASI Turun
1. Stres
Tidak jarang, seorang yang baru pertama kali melahirkan akan merasa stres dikala menyesuaikan diri dengan tanggung jawab barunya sebagai seorang ibu. Bukan tidak mungkin, kondisi ini memang bisa mempengaruhi produksi ASI. Seperti pada seorang ibu baru dengan kehadiran si kecil membuatnya kurang tidur, ini salah satu contoh penyebab meningkatnya hormon kortisol pemicu stres.
Selain itu, gejala sakit juga turut berpengaruh dalam tingkat stres seorang ibu menyusui. Kondisi sakit sendiri akan memicu beberapa gejala, seperti kelelahan, diare, muntah, kurangnya nafsu makan, dan sejenisnya yang secara tidak langsung membuat produksi ASI menurun.
Stres adalah masalah yang sering ditemui, apalagi pada awal masa menyusui, seorang ibu masih dalam tahap penyesuaian. Stres adalah gangguan kecemasan yang menjadi faktor penyebab produksi ASI menurun. Seorang ibu menyusui sebisa mungkin untuk menghindari segala hal yang bisa memicu stres.
2. Susu Formula
Sistem tubuh seorang ibu menyusui pada dasarnya akan menyesuaikan pasokan ASI sesuai dengan permintaan bayi. Karena itu, ketika seorang ibu mengganti ASI dengan susu formula, secara otomatis tubuh akan menurunkan produksi ASI. Untuk mengatasinya, ibu menyusui bisa memompa ASI secara rutin, walau ketika bayi masih kenyang dan belum butuh asupan ASI lagi.
3. Kurang Asupan Nutrisi
Ketika memasuki masa menyusui, jumlah kalori yang dibutuhkan seorang ibu menyusui otomatis meningkat. Tentunya, pola makan dan minum sangat berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ibu menyusui. Jika berlangsung lama dan kalori tidak terpenuhi, maka produksi ASI bisa berkurang.
Pada masa awal menyusui, seringnya seorang ibu merasa stres yang membuat nafsu makan berkurang. Jika itu terjadi, cobalah konsumsi aneka camilan sehat, seperti buah-buahan atau produk susu. Selain itu, menjaga asupan air minum yang cukup juga penting agar tubuh tetap terhidrasi.
4. Makanan
Beberapa makanan memang dapat menyebabkan produksi ASI berkurang. Dikutip dari National Institute of Health, konsumsi minuman beralkohol mampu menurunkan produksi ASI hingga 30% besarnya. Alkohol menghambat tubuh dalam melepas hormon oksitosin. Maka dari itu, seorang ibu harus menjauhi segala makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
Selain itu, dalam memilih booster ASI, seorang ibu menyusui juga harus pandai memilih. Beberapa rempah-rempah dari jenis pepermin diketahui dapat mengambat produksi ASI, seperti peterseli, mentol, dan sage. Pastikan jika mengonsumsi hanya dalam jumlah yang wajar. Pepermin biasanya ditemui dalam rasa pasta gigi dan permen penyegar mulut.
Selain kedua makanan di atas, minuman berkafein, seperti teh dan kopi juga disinyalir dapat menurunkan kualitas ASI. Kafein tidak menurunkan produksi ASI, namun kandungan ini akan masuk ke dalam ASI dan menurunkan kadar zat besi yang terkandung di dalamnya. Terlebih, kondisi itu akan berdampak pada psikologis bayi, sehingga sering rewel.
Dalam pemilihan makanan juga, ibu menyusui sebaiknya menghindari sayuran yang banyak mengandung gas, seperti brokoli, kubis, kol, dan terong agar si bayi tidak terkena kembung dan muntah. Hindari juga makanan yang terlalu pedas, makanan instan, dan makanan yang berpotensi menimbulkan alergi.
Ciri-ciri Produksi ASI Kurang
- Bayi rewel karena lapar.
- Keluarnya ASI secara tiba-tiba.
- Berat badan bayi di bawah rata-rata.
- Payudara terasa tidak penuh.
Susu Kambing untuk Booster ASI
Ibu menyusui, sebaiknya tidak hanya bergantung kepada satu jenis booster ASI. Jika ingin ASI tetap deras, selain tentunya yang paling penting adalah menjaga frekuensi menyusui si buah hati, juga dibarengi dengan konsumsi makanan sehat yang bisa mendukung peningkatan produksi ASI. Salah satu siasatnya adalah dengan Susu Kambing Merapi.
Dengan kandungan kalsium, protein, dan berbagai vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, susu kambing adalah pilihan yang tepat untuk menemani masa menyusui seorang ibu. Susu kambing akan membantu kekebalan tubuh yang kuat, pencernaan yang sehat dengan prebiotik yang kaya, dan juga kandungan nutrisi di dalamnya membantu memberikan nutrisi yang tepat baik untuk ibu atau bayi.
Kalsium yang tinggi juga membawa banyak manfaat, selain sebagai penguat tulang dan otot, salah satunya juga berperan dalam meningkatkan dan menjaga kualitas produksi ASI seorang ibu menyusui. Terlebih, susu kambing lebih mudah dicerna dan tidak berisiko alergi. Segala manfaat tersebut bisa didapatkan dalam sajian susu kambing etawa bubuk yang bisa dibeli di toko online resmi Herbal Indo Utama.